Cerita Dewasa Mama Yola Digilir Anak dan Temanya 2

Cerita Dewasa Mama montok Menghasilkan cerita dewasa mama nakal sendiri dapat lebih baik dibandingkan jika kamu mencontoh pembawaan dan ciri khas situs bokep lain yang sudah terkenal. Meniru jenis dan ciri khas orang lain cuma bakal memicu sifat postingan kamu tidak sanggup muncul bersama dengan cerita ngentot tante binal.

 Cerita Dewasa Ibu Digilir

cerita dewasa panas
cerita dewasa setengah baya

Hari itu Niko melakukan hal itu lagi dengan Yola. Tapi lagi-lagi dia tidak dapat bertahan lama hanya dengan kocokan tangan mamanya. Spermanya kembali tumpah hanya dalam tiga menit lebih sedikit.

“Udah keluar sayang?” tanya Yola melihat ke arah mata anaknya yang sedang meringis kenikmatan sehabis ejakulasi. Dia sadar anaknya sedikit demi sedikt mulai menunjukkan perkembangan, yang dulunya hanya tidak mampu lebih dari satu menit kini sudah lebih baik.

“Masih belum bisa lama nih ma..” kata Niko, terlihat wajah lesu di raut mukanya. Dia masih belum bisa untuk mencatatkan rekor waktu yang lebih lama lagi.

“Udah lebih bagus kok.. setidaknya ada perkembangan, mama yakin kok kamu bisa lebih baik besok..” Kata Yola sambil mengedipkan matanya. Dia ingin anaknya mendapatkan pengalaman seks yang cukup nantinya dan tidak ingin membuat anaknya mendapatkan malu dari pacarnya karena ejakulasi yang cepat.

“Gimana kalau kamu ajak temanmu kemari, ikut latihan denganmu” sebuah usul yang terdengar gila meluncur dari mulut Yola. Niko sendiri terkejut mendengar usul ibunya tersebut. Mengajak temannya kemari? Untuk ikutan merasakan kenikmatan dari tangan ibunya? sungguh gila ide mamanya.

“Kok harus mengajak orang lain segala sih ma?” tanya Niko mencoba mengetahui apa yang sebenarnya mamanya pikirkan.

“Gini sayang.. mama pikir kamu akan lebih semangat kalau kamu ada lawannya. Jadi ntar kamu lomba deh sama temanmu siapa yang paling lama, ntar yang menang dapat hadiah deh dari mama” jawab Yola. Sebuah alasan yang Niko pikir ada benarnya juga omongannya, pasti dengan suasana seperti itu membuatnya lebih semangat dan tidak ingin cepat cepat keluar, pikir Niko.

“Oke deh ma.” Kata Niko menyetujui. Niko sebenarnya sedikit ragu untuk mengajak temannya. Dia juga tidak tahu siapa yang akan dia ajak. Beberapa temannya memang ada yang menyukai mamanya Niko. Hal itu Niko ketahui saat mengajak temannya main ke rumah. Teman-temannya yang abg labil seperti halnya Niko tentu saja tidak bisa lepas melihat wanita cantik, termasuk Yola, mamanya Niko.

Mereka berkomentar betapa cantik dan seksi mamanya. Niko yang mendengar hal tersebut awalnya tidak suka, tapi setelah dia perhatikan ternyata omongan temannya ada benarnya juga. Walaupun Yola sudah berumur 33 tahun dan sudah melahirkan 2 orang anak, bahkan yang paling kecil sedang tahap menyusui, tapi tubuh Yola masih terawat dengan baik karena dia rajin olahraga untuk mengembalikan bentuk tubuhnya setelah melahirkan. Dengan kulit putih mulus dan bentuk tubuh yang bagus serta wajahnya yang manis menjadi daya tariknya. Suami-suami tetanggapun banyak yang melirik-lirik ke Yola saat Yola belanja ke warung ataupun melakukan aktifitas di luar rumah.

Sungguh anak-anak remaja sekarang mudah sekali mendapat akses porno dari internet, hal itulah yang membuat mereka begitu labilnya kalau melihat wanita cantik. Niko yang sebenarnya polos, mulai ikut-ikutan temannya. Diantara teman-temannya yang rata-rata berpikiran mesum ini ada yang paling parah, Jaka namanya. Jaka sendiri dianggap bos oleh rombongan geng yang Niko ikut-ikutan ini. Itu karena usia Jaka yang sudah 17 tahun yang memang selayaknya sudah sma. Niko sering dimintai uang rokok oleh Jaka, walaupun berat hati tapi terpaksa juga diberi oleh Niko.

Beberapa hari kemudian di sekolah, entah kenapa Niko malah ingin mengajak Jaka ke rumah. Ya.. sebaga rival latihannya bersama mamanya tentunya. Niko sendiri yang menerangkan panjang lebar ke Jaka tentang maksud tujuannya. Mendengar penjelasan Niko ini, tentu saja Jaka semangat bukan main dan menyetujuinya. Sudah lama dia tertarik pada mamanya Niko. Walaupun Yola bukan gadis abg tapi sungguh menggoda dan nafsuin seperti artis milf Jav yang sering dia tonton. Akhirnya setelah pulang sekolah Niko mengajak Jaka ke rumahnya.

“Ma.. Niko pulang mah.. Niko ajak teman nih..” kata Niko masuk ke rumah yang tidak terkunci dan mempersilahkan Jaka duduk di sofa tamu.

“Mah, ni Jaka.. yang dulu juga pernah main kesini” kata Niko pada Yola. Tidak lama kemudian Yola muncul yang sepertinya habis menidurkan bayinya di kamar. Dia mengenakan daster rumahan biasa, meskipun begitu dia tetap saja terlihat cantik.

“Oh.. Jaka” Yola tersenyum manis sambil menerima salaman tangan teman anaknya itu. Jaka mencium punggung tangan Yola. Mata Jaka tentu saja sudah mulai kelayapan kesana kemari menerawang ke tubuh wanita ini. Yola sebenarnya sadar mata anak itu kelayapan melihat tubuhnya, tapi entah kenapa dia merasa horni diperhatikan seperti itu. Sepertinya sifat eksibisionisnya muncul kembali. Sifat nakalnya yang pertama dia alami saat dia masih gadis dahulu yang sampai sekarang masih tetap ada. Ya.. dia memang senang kalau dirinya menjadi pusat perhatian kaum Adam. Tidak terkecuali oleh teman-teman anaknya sendiri.

“Kamu udah dengar kan dari Niko?”

“Hehe.. udah tante, tapi beneran nih boleh ikutan?”

“Hihi.. iya, boleh kok. Kamu mau kan bantu Niko?”

“Hehe.. oke tante, Jaka senang malah bisa bantu kaya gini” Yola tersenyum manis mendengar ucapan Jaka tersebut.

“Ya udah, kalian mau sekarang?” tanya Yola dengan senyum di bibirnya.

“Ntar yang menang tante kasih uang jajan deh..” tambahnya lagi. Niko dan Jaka akhirnya setuju untuk saat itu juga memulai latihan ketahanannya. Niko cukup malu-malu juga untuk telanjang di depan Jaka. Tapi Jaka malah terlihat tidak sabaran dan langsung saja membuka celananya. Cukup terkejut Yola melihat kelamin Jaka yang ternyata cukup besar, beda sekali dengan milik anaknya Niko. Yola berusaha menyembunyikan keterkejutannya tersebut, walaupun matanya tetap menatap takjub anak seusia Jaka memiliki penis sebesar itu.

“Umur kamu berapa sih Jaka?” tanya Yola ke Jaka.

“17 tahun tante”

“Ohh.. pantesan” sebenarnya Yola cukup heran juga Jaka masih smp dengan usia segitu, tapi Yola tidak ingin terlalu mempedulikannya dan membahas hal tersebut.

“Pantesan kenapa ya tante?” tanya Jaka karena sedikit bingung.

“Ahh.. nggak, mau tau aja.. hihi”

“Yuk mulai” ajak Yola. Dia kemudian bersimpuh di tengah-tengah Niko dan Jaka yang sudah ngaceng dari tadi. Niko sendiri sebenarnya masih merasa tidak nyaman dengan adanya Jaka yang ikut. Tapi sudah terlambat, dia sendiri yang mengajak Jaka kemari. Dada Niko berdebar karena akan melakukan hal ini lagi, bahkan kini temannya ikut serta. Tangan Yola mulai mengocok kedua penis remaja tanggung ini di sisi kiri dan kanannya. Yang mana salah satunya milik anaknya sendiri.

“Ahh… ma..” lenguh Niko penuh kenikmatan.

“Enak sayang? Kamu sendiri gimana jaka? Enak kocokan tante?” tanya Yola dengan wajah nakal pada dua remaja itu

“Iya tante, sedaap.. hehe, akhirnya kesampaian juga bisa dikocokin tante”

“hmm?? Maksud kamu?”

“hehe.. iya, sejak liat tante pertama kali Jaka jadi suka sama tante. Jaka jadi ngayalin tante tiap coli.”

“Ha? jadi kamu sering ngayalin tante? Dasar kamu kecil-kecil udah gini..” kata Yola sambil tetap mengocok penis mereka.

Setelah beberapa saat, terlihat ekspresi dari Niko yang sepertinya sudah tidak tahan untuk keluar.

“Ma… gak tahan.. agghh…”

“Croot.. crroot” tumpahlah sperma Niko di hadapan ibu dan temannya itu. Spermanya berlumuran tumpah di tangan ibunya.

“Oughhh.. mah.. enak..” lenguh Niko kenikmatan.

“Yess.. gue menang, iya kan tante? Jaka yang menang kan?”

“Iya-iya kamu yang menang. Hmm.. kamu mau tante lanjutin sampe keluar gak?

“hehe.. mau dong tante”

“Ya udah..” tangan Yola kembali mengocok penis Jaka. Tidak butuh waktu lama karena Jaka memang sudah horni dari tadi. Tangan Yola pun kini berlumuran sperma Jaka.

“Udah kan? kalian bersih-bersih dulu sana gih”

“Iya ma..”

“Iya tante..” jawab Niko dan Jaka bersamaan. Mereka akhirnya bersih-bersih tidak lama setelah itu. Niko dan Jaka kemudian menghabiskan waktunya dengan nonton tv sedangkan Yola ke dapur mempersiapkan makan malam. Selang beberapa lama terdengar suara tangisan bayi, tidak lain adalah tangisan Windy, adiknya Niko. Yola yang mendengar suara tangisan anaknyapun segera menghentikan aktifitasnya di dapur. Yola kembali dari kamar sambil menenteng bayinya yang masih kecil, lalu duduk di kursi yang cukup jauh dari Niko dan Jaka.

“Oi, Nik.. liat tuh.. jadi ngiler gue pengen nyusu ke nyokap lo” kata-kata yang sebenarnya sangat kurang ajar. Mengomentari ibunya seperti itu. Tapi entah kenapa Niko juga merasakan hal yang sama dengan Jaka. Nalurinya tidak dapat dibohongi kalau dia juga ngaceng liat payudara ibunya sendiri yang sedang menyusui adeknya.

“Gini deh, gue punya ide” kata Jaka.

“Tante, mulai lagi yuk ronde selanjutnya. Kami udah tegang lagi nih..” pinta Jaka ke Yola.

“Bentar yah sayang, tante lagi nyusuin Windy. Ntar dia gak kenyang lagi”

“Tante.. hadiah untuk yang menang ronde selanjutnya tambahin dong tante.. masa cuma uang jajan”

“Hmm.. terus?”

“Gimana kalau.. ngggg… itu tante” kata Jaka sambil menunjuk ke arah payudara Yola yang masih menyusui bayi kecilnya.

“Hihihi.. dasar kamu. Maksudnya nyusu? Porno yah kalian.. hihi” Yola malah merespon permintaan mesum Jaka sambil tertawa-tawa.

“Oke deh, tante turutin. Niko, kamu harus menang yah kali ini, jangan biarkan teman kamu yang malah dapat susu mama, kan kamu yang anaknya mama. Hihi..”

“Iya ma.. Niko usahain”

Yola melepaskan Windy dari sisinya. Tampak Windy sudah tenang, mungkin karena sudah kenyang menyusu. Yola lalu meletakkan Windy ke kursi di sebelahnya.

“Mau sekarang?” tanya Yola dengan tatapan nakal tanpa menutup payudaranya dengan baju terlebih dahulu, membiarkan payudara sebelah kanannya menjadi santapan mereka. Membuat kedua remaja itu hanya mengangguk-angguk mupeng karenanya.

Niko dan Jaka mendekati Yola, meloloskan celananya hingga mereka sekali lagi mengacungkan penis mereka ke Yola. Tangan Yola mulai mengocok kedua penis itu lagi. Saat penis mereka dikocok Yola, mata mereka tidak henti-hentinya menatap ke payudara yang terpampang bebas itu, membuat si punya penis makin kelojotan.

“Ayo Niko.. semangat sayang, jangan kalah lagi” kata Yola menyemangati anaknya.

“Oughh.. iya ma..” jawab Niko. Tapi apa daya, ketahanan Niko masih belum dapat menandingi Jaka. Diapun akhirnya keluar duluan dan kalah lagi dari Jaka.

“Yes, gue menang.. hehe” sorak Jaka penuh kemenangan dengan diiringi tawa mesum.

“Tuh kan.. kamunya kalah lagi” kata Yola dengan wajah yang dicemberutkan ke Niko.

“Kamu mau ambil hadiahnya sekarang jaka?” tanya Yola dengan tatapan nakal ke Jaka

“Boleh tante.. ”

“Huu.. udah gak sabar yah kamunya, ya udah sini duduk dekat Tante” kata Yola sambil menggeser posisi duduknya memberi tempat untuk Jaka untuk duduk di sebelahnya. Jakapun akhirnya duduk di sebelah Yola dan mulai mengarahkan mulut hitamnya ke pucuk payudara Yola yang siap menyambut mulutnya. Walau agak grogi, tapi akhirnya mulut Jaka menempel ke pucuk payudara kanan Yola. Terasa cairan hangat mulai masuk ke mulutnya saat dia coba mengenyot putting payudara tersebut.

Melihat temannya yang asik menyusu ke ibu kandungnya membuat perasaan Niko tidak karuan saat itu. Cemburu, sakit hati, horni, semua campur aduk. Bagaimanapun itu adalah ibu kandungnya dan kini payudara ibunya sedang dinikmati temannya yang cabul itu. Sambil menyusu ke Yola, mata Jaka sesekali menatap ke Niko sambil cengengesan seperti sedang memberitahunya betapa nikmatnya menyusu ke ibunya.

“Jaka, jangan godain Niko seperti itu dong, kasihan anak tante” kata Yola yang tahu apa yang sedang dipikirkan Jaka.

“Hehe.. gak kok tante..” jawab Jaka enteng.

“Ma…” kata Niko lirih.

“Ya sayang?”

“Niko mau juga dong…”

“Yee.. ini kan hadiah untuk yang menang. Jadinya khusus untuk Jaka dong.. kalau kamu juga mau, ronde selanjutnya kamu harus menang yah sayang..” jawab Yola. Sekali lagi tampak Jaka cengengesan melirik ke Niko, membuat hati Niko makin pedih.

“Tante, yang satu lagi buka juga dong..” pinta Jaka.

“Lah, untuk apa? Emang kamu mau nyusu yang sebelah juga??”

“Iya.. boleh yah tante..”

“Hmm.. iya-iya, dasar kamunya” Yola akhirnya menyetujui permintaan mesum Jaka. Dia lalu membuka sisi bajunya sebelah kiri sehingga kini kedua payudaranya terpampang bebas. Kini daster yang dia kenakan hanya sebatas pinggangnya saja.

“Tanggung tuh tante, buka aja semua bajunya..” pinta Jaka lagi.

“Dasar nakal. Niko, gak papa kan mama telanjang dada? Temanmu nakal nih..” Yola malah meminta persetujuan pada anaknya yang sedari tadi melongo mupeng ke arah mereka berdua.

“Eh.. i-iya ma, gak papa” jawab Niko. Rasa pedih di hatinya entah kenapa kalah dengan rasa horni dan penasaran melihat tubuh telanjang dada ibunya. Mendengar jawaban anaknya Yola cuma tersenyum, dia kemudian mulai melepaskan bajunya sehingga kini bagian atas tubuhnya tidak tertutup kain sedikitpun. Memamerkan tubuh bagian atasnya dengan buah dada sekal yang penuh cairan susu.

“Udah nih, puas kan kamu Jaka?”

“Hehe.. tante emang baik”

“Dasar” kata Yola sambil mencubit pipi Jaka. Remaja itu kemudian melanjutkan acara nyusunya lagi. Kali ini payudara kiri Yola yang dijilat dan dihisapnya, sambil payudara kanannya menjadi sasaran remasan tangan nakal Jaka. Memang tidak ada persetujuan kalau yang menang boleh melakukan hal mesum seperti meremas payudara Yola. Tapi Yola tidak menganggapnya masalah.

“Tante, kocokin lagi dong.. kan tadi belum keluar. Pasti enak nih nanti rasanya ngecrot sambil nyusu.. hehe” pinta Jaka mesum.

“Hmm.. iya-iya. Porno kamunya. Kamu baring deh sini.” setuju Yola menyuruh Jaka berbaring di atas sofa dengan kepala Jaka berada di atas paha Yola yang diberi bantal sofa, sehingga mulut Jaka kini tepat di depan payudara Yola. Tangan Yola kini meraih penis Jaka dan mulai mengocoknya lagi. Sungguh beruntung Jaka ini, merasakan kenikmatan menyusu dari payudara yang putih sekal sambil penisnya dikocok oleh wanita secantik dan seseksi Yola. Sambil membiarkan Jaka menyedot susu dari buah dadanya, dia mengocok batang penis teman anaknya tersebut. Anaknya sendiri masih melongo menatap nanar aksi temannya yang semakin mesum ke ibu kandungnya. Jaka masih saja melirik cengengesan ke arah Niko. Kini ibunyapun juga ikut-ikutan melirik tersenyum ke Niko yang cemburu dari tadi, yang membuat hati Niko makin tidak karuan.

Tapi suara rewelan Windy menganggu suasana mesum ini. Tentu saja Jaka yang merasa sangat terganggu karena aksinya belum selesai.

“Jaka, bentar yah.. tante urus Windy dulu” kata Yola melepaskan kocokan tangannya dari penis Jaka.

“Duh tanggung nih tante, bentar lagi..” tolak Jaka tidak tahu diri.

“Bentar kok sayang.. yah?” kata Yola lagi ke Jaka, tapi Jaka sepertinya belum mau melepaskan kulumannya dari buah dadanya. Yola akhirnya menuruti kemauan Jaka dan kembali mengocok penis Jaka.

“Bentar yah Windy sayang.. Om jaka masih belum puas nih.. hihi” kata Yola ke bayinya. Sungguh gila, Yola lebih memilih memuaskan Jaka dulu dari pada mengurus bayinya yang sedang menangis ini.

“Belum Jaka? Kasihan tuh Windy..” tanya Yola.

“Belum tante, duh si Windynya berisik amat siih tante. Suruh diam dong..” kata Jaka yang betul-betul tidak tahu diri.

“Kamunya kan yang gak mau ngalah. Hmmhh.. dasar. Niko, tolong kamu timang-timang adek kamu dulu dong” suruh Yola ke anaknya. Niko dengan perasaan yang tidak karuan menuruti saja perintah ibunya ini. Dia ambil Windy yang masih menangis dan menimang-nimangnya. Niko menggendong adeknya itu mutar-mutar rumah. Meninggalkan ibu dan temannya yang masih saja asik dengan aktifitas mesum mereka. Cukup lama untuk membuat Windy untuk tertidur lagi. Setelah Windy tertidur, barulah Niko kembali ke tempat tadi.

“Ma, udah tidur nih.. bawa ke kamar aja yah Windynya?” tanya Niko berbisik sambil melihat ibunya yang masih saja menyusui Jaka.

“Ngghh, iya sayang, bawa ke kamar aja” jawab Yola. Dengan berat hati Niko membawa Windy ke kamar, sudah tidak dapat apa-apa malah harus urusin Windy, gerutunya.

Saat Niko kembali dia melihat mereka sudah berganti posisi. Kali ini Yola berada di bawah tindihan Jaka yang masih sibuk mengenyot buah ibunya ini. Penis Jaka pun masih tetap dikocok oleh Yola dengan posisi seperti itu. Tampak daster yang dikenakan Yola makin acak-acakan karena perbuatan Jaka ini. Temannya benar-benar melakukan hal mesum ke ibunya. Yola sendiri mulai melenguh karena permainan lidah dan tangan Jaka di buah dadanya. Melihat anaknya sudah kembali Yola berusaha untuk mendorong tubuh Jaka.

“Jaka.. udah dong.. lama amat sih” kata Yola. Jaka tidak memperdulikan omongan Yola dan masih saja meneruskan menghisap payudara tersebut walau dia juga tahu bahwa Niko sudah kembali.

“Udah dong Jaka sayang..” katanya lagi.

Sebenarnya Niko cukup heran, padahal dia cukup lama menimang-nimang Windy tapi Jaka belum juga ngecrot. Apa Jaka sudah ngecrot waktu dia menimang-nimang Windy tadi? Pikirnya.

Dugaannya sepertinya benar karena dia melihat ada bercak putih di bawah sofa itu. Sepertinya jaka yang belum puas meminta jatah lagi walau sudah ngecrot, pikirnya lagi.

“Sayang, sorry yah. Ini Jaka masih belum puas aja” kata Yola pada Niko. Memang tidak ada batasan waktu sampai kapan hadiah nyusu itu diberikan sehingga Jaka masih saja meneruskan aksinya. Jaka sebenarnya sudah kenyang meminum susu dari payudara Yola, sekarang dia lebih tepatnya menjilati dan memainkan payudara Yola dengan mulut dan lidahnya. Niko yang memang jadi pihak yang kalah terpaksa hanya menuruti apa yang telah dijanjikan.

Melihat anaknya yang mupeng dari tadi Yola tidak tega juga. Dia dorong dengan paksa tubuh Jaka dari dirinya.

“Udah dulu Jaka, kasian Niko tuh.. kita mulai ronde selanjutnya yah.. kayaknya kalian udah tegang lagi tuh..”kata Yola mencoba memberi Niko kesempatan sekali lagi.

“Kalau gitu boleh dong Niko nyusu kalau Niko menang?” tanya Niko semangat.

“Iya.. boleh..” jawab Yola sambil tersenyum manis.

“Terus kalau Jaka yang menang gimana tante?” tanya Jaka yang masih belum puas juga.

“Hmm.. kamu maunya apa?” kata Yola balik nanya.

“gimana kalau Jaka boleh ngentotin tante.. hehe” jawab Jaka kurang ajar. Niko sendiri terkejut bukan main mendengar permintaan temannya ini, betul-betul kurang ajar. Ingin sekali rasanya dia melayangkan tinju ke mulut Jaka. Tapi dia melihat ibunya malah tertawa mendengar permintaan Jaka ini.

“Hihi.. kamu ini, enak aja. Ini punyanya papanya Niko” kata Yola sambil mencubit perut Jaka.

“Gitu yah tante.. duh, pengen banget padahal genjotin memek tante.. hehe”

“Hush.. kamu ini ngomongnya kurang ajar banget, ada Niko tuh..” kata Yola sambil melirik ke anaknya.

“Gimana Niko? Gak boleh kan?” tanya Yola ke Niko.

“Nggg…”

“Boleh kan Nik? Gue hajar lo kalau gak boleh!!” kata Jaka main serobot.

“Eh eh, enak aja main hajar anak tante. Gak boleh pokoknya, pake mulut tante aja yah.. gak apa kan? jejalin deh suka-suka kamu ke mulut tante kalau kamu menang.” tawar Yola dengan senyum nakal. Memberi Jaka harapan kalau dia boleh melampiaskan nafsunya menggunakan mulutnya.

“Ya udah tante.. oke deh.. hehe” setuju Jaka. Niko yang mendengar tawaran dari mulut ibunya makin membuat hatinya tidak karuan. Kalau dia kalah berarti dia kalah satu putaran lagi dari Jaka, yang juga berarti Jaka akan semakin berbuat tidak senonoh terhadap ibunya, tubuhnya jadi panas dingin dibuatnya. Dia ingin sekali menang dan mencoba mendapatkan kenikmatan itu. Tapi dia juga penasaran melihat apa yang akan dilakukan Jaka ke ibunya kalau dia kalah. Entah kenapa hatinya jadi bimbang begini.

“Tante, lepasin aja dasternya, nanggung tuh” pinta Jaka.

“Apaan nanggung-nanggung.. dasar kamu, iya deh tante lepasin” setuju Yola. Diapun membuka dasternya yang sedari tadi memang sudah terpasang tidak karuan karena bagian atasnya sudah terbuka. Kini Yola hampir benar-benar telanjang di depan kedua remaja tersebut, dia saat ini mengenakan celana dalam berenda yang menjadi satu-satunya pakaian yang masih menempel di tubuhnya. Niko yang meskipun sudah pernah melihat tubuh telanjang ibunya tetap saja sekarang membuat dadanya berdecak kagum serta langsung membangkitkan nafsunya.

“Niko.. semangat yah.. masa sih kalah terus” kata Yola.

“Gak bakal menang dia tante..hehe” serobot Jaka.

“Ayo dong Niko, kalau kamu kalah lagi nanti mama dimesumin lagi nih sama teman kamu ini, kamu gak mau kan?” kata Yola menyemangati anaknya.

Ronde selanjutnyapun dimulai, Niko ternyata memang kalah pengalaman dari Jaka. Dengan berat hati dan kecewa dia harus merelakan kalau dia lagi-lagi harus kalah dari Jaka. Dia sungguh kecewa tidak bisa menyelamatkan ibunya dari perlakuan mesum Jaka.

“Haha.. gue bilang juga apa? Gue yang bakal menang. Yes” sorak Jaka. Yola tersenyum mendengarnya.

“Iya-iya kamu menang.. menang terus nih kamunya, kasihan anak tante gak dapat dari tadi” kata Yola sambil melirik ke Niko yang sedang terduduk kecewa. Jakapun mendorong tubuh Yola ke sofa dan menghimpitnya lagi. Dia sepertinya ingin melanjutkan aksinya tadi yang belum selesai.

“Duh.. aww.. Jaka, pelan-pelan dong..” kata Yola. Tanpa menjawab Jaka meneruskan perbuatannya ini, dia mulai menciumi bagian tubuh Yola yang lain, termasuk wajah dan mulut Yola. Niko lagi-lagi hanya bisa memandang temannya berbuat mesum ke ibunya. lidah Jaka dan Yola kini saling membelit, saling berbagi liur satu sama lain. Jaka lalu menjulurkan lidahnya, Yola yang tahu berbuat apa langsung mengulum lidah Jaka tersebut, sungguh erotis sekali. Jaka juga melakukan hal yang sama dengan mengulum lidah Yola yang dijulurkan, mereka lakukan hal tersebut bergantian beberapa kali.

“Tante lihat tuh, anak tante ngiri tuh..” kata Jaka. Yola melirik ke arah anaknya yang memang lagi mupeng berat melihat aksi mereka ini. Sebuah pemandangan yang malah membuat hati anaknya panas dingin tidak karuan.

“Coba buka mulut tante..” suruh Jaka. Yola mengikuti kemauan remaja ini dan membuka mulutnya lebar-lebar. Jaka kini dengan kurang ajarnya meludah ke dalam mulut Yola, di depan mata anaknya sendiri yang dari tadi hanya memperhatikan mereka. Lagi-lagi Jaka cengengesan sambil melirik ke Niko setelah melakukan hal bejat tersebut, bahkan ibunya juga melirik sambil tersenyum ke arah Niko setelah menelan liur Jaka.

Bagi Yola sendiri ini juga merupakan sensasi yang baru pertama dia rasakan. Bergumul dengan pria yang seumuran anak laki-lakinya, bahkan di depan anak laki-lakinya itu sendiri. Menelan liur seperti inipun tidak pernah dia lakukan dengan suaminya, tapi kini dia malah melakukan hal menjijikkan ini dengan teman anaknya. Niko yang melihat itu begitu terbakar hatinya, tapi dia juga terangsang melihat aksi mereka. Membuatnya tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa.

“Lagi ya tante..” kini Jaka tampak komat-kamit mengumpulkan liur sebanyak mungkin dan akhirnya menumpahkan kembali liurnya ke dalam mulut Yola. Kini bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Tampak lelehan liur Jaka keluar dari mulut Yola karena tidak mampu menelan semuanya.

“Udah ah kamunya, ada-ada aja”

“Hehe.. lanjut yah tante, hadiah utamanya belum nih, pengen rasain mulut tante”

“Hmmhhh.. iya-iya, tapi jangan disini yah.. di kamar tante aja yuk.. malu nih di depan Niko”

“hehe.. oke deh..” setuju Jaka. Mereka kemudian bangkit dan menuju kamar Yola

“Tapi sebentar aja yah, gak lama lagi suami tante pulang nih, bisa dihajar kamu kalau nampak sama om, hihi..”

“oke tante.. hehe” jawab Jaka.

“Ma.. terus aku gimana nih?” tanya Niko dengan wajah kecewa. Dia sebenarnya masih ingin di antara mereka, walau hanya untuk sekedar melihat saja.

“Maaf yah sayang, Kan Jaka yang menang. Kamu kalah sih.. kamu tolongin lihat situasi aja yah sayang, siapa tahu papa kamu pulang, gak papa kan?” Niko hanya mengangguk lesu menyetujui perintah mamanya ini. Sebelum mereka masuk ke kamar, lagi-lagi Jaka mengeluarkan cengengesan menjijikkannya ke arah Niko. 

Kini Niko tinggal sendiri di luar kamar, entah apa yang sedang mereka lakukan Niko benar-benar tidak mengetahuinya, suara sama sekali tidak terdengar dari luar kamar itu. Tubuh Niko jadi panas dingin membayangkan apa yang terjadi pada mamanya di dalam sana. Niko sesekali berusaha mencuri dengar apa yang terjadi di dalam, beberapa kali terdengar suara lenguhan ibunya dan Jaka, entah apa yang mereka lakukan. Dia betul-betul tidak tenang di luar sini. Suara Windypun terdengar dari sana, sepertinya Windy terbangun karena ulah Yola dan Jaka di dalam sana. Lebih setengah jam lamanya Niko hanya duduk di sofa terdekat dari kamar orangtuanya ini hingga akhirnya pintupun terbuka dan mereka keluar dari kamar. Tampak Yola sudah kembali mengenakan pakaian lengkap, tapi rambut dan wajahnya terlihat acak-acakan, membuat Niko betul-betul penasaran apa saja yang telah mereka lakukan.

“Lama amat sih ma?” tanya Niko segera setelah mereka keluar.

“Habis temanmu ini sih..” jawab Yola sambil tersenyum ke Jaka.

“Udah yah Jaka, pulang dulu yah.. bentar lagi Om pulang” katanya lagi.

“Iya deh tante, makasih banyak ya.. hehe” Jakapun akhirnya pulang tidak lama kemudian. Jaka bahkan tidak pamit dengan Niko, Jaka hanya berpamitan dengan Yola sambil mencium tangannya.

“Ma..” kata Niko lirih memanggil mamanya.

“hmm? Apa sayang?”

“Niko juga mau dong..”

“ Hihihi.. kamu mau juga?”

“Iya mah..”

“Kalau gitu besok kamu harus menang yah..”

“Yah.. mama kok gitu sih, sekarang dong ma.. cuma nyusu aja juga boleh kok ma”

“Gimana sih kamu ini, itu kan hadiah kalau kamu bisa menang. Ya udah sekali saja, ntar malam kamu tungguin mama yah, jangan tidur dulu” kata Yola memberi harapan pada Niko sambil mengedipkan matanya.

“Kok gak sekarang aja sih ma?”

“Udah mau malam nih, ntar papa kamu keburu pulang. Ntar malam aja yah..” katanya lagi sambil mengelus kepala Niko. Akhirnya Niko setuju saja dari pada tidak sama sekali. Hati Niko senang bukan main mendengar perkataan ibunya, dia tidak sabar menunggu malam tiba.

Malam itu Niko tidak sabaran menunggu mamanya datan ke kamarnya. Akhirnya setelah hampir jam 11 malam akhirnya mamanya datang juga.

“Lama amat sih ma?”

“Nungguin papa kamu tidur dulu”

“Mau sekarang sayang?” tanya Yola dengan senyum manisnya.

“I-iya mah…” jawab Niko grogi. Yola tersenyum sesaat kemudian mulai membuka beberapa kancing bajunya dan mengeluarkan buah dadanya. Sebenarnya Niko ingin melihat mamanya setengah telanjang seperti tadi siang waktu dengan Jaka, tapi dia tidak berani mengatakannya.

“Ayo, katanya mau nyusu..”

“Eh, i-iya ma” Niko mendekatkan mulutnya dan mulai mengulum pucuk payudara Yola. Air susu

Mulai keluar dan masuk ke dalam mulut Niko.

“Dasar kamu, udah gede masih nyusu” kata Yola sambil mengusap kepala anaknya.

“Enak sayang?” tanyanya. Niko hanya mengangguk tanpa melepaskan mulutnya dari sana. Lebih dari satu jam mamanya di sana menemani Niko. Memberi kedua payudaranya bergantian untuk dilahap anaknya yang sudah remaja ini hingga Niko puas. Seperti janjinya, Niko hanya menyusu dan memainkan lidahnya di payudara Yola, walau Yola tahu kalau anaknya sudah ngaceng dari tadi.

“Ma, tadi siang mama ngapain aja sih di dalam dengan Jaka? Lama amat” tanya Niko saat acara minum susu tersebut selesai.

“Kamu mau tahu sayang?”

“Iya mah, penasaran”

“Ya, seperti yang mama bilang ke Jaka kalau dia menang, mama kasih mulut mama”

“hmm.. mama jilatin penisnya Jaka?”

“Iya, juga mama masukkan ke mulut mama semuanya” Niko yang mendengarnya begitu iri dengan Jaka.

“Terus, apa lagi ma?”

“Tapi dasar dia nakal, dianya pengen lihat mama telanjang sayang” Niko terkejut mendengarnya. Kurang ajar sekali si Jaka, geramnya.

“Terus mama kasih?”

“Dia maksa terus sih yang, akhirnya mama lepasin juga celana dalam mama. Jadinya kami sama-sama telanjang deh”

“Itu aja kan mah? Dia gak macam-macam lagi kan?”

“Dikit sih, habis itu dia mainin vagina mama pake jarinya, gak tahu deh dia belajar itu dari mana, pintar banget dianya. Ya.. lama-lama mama gak tahan juga digitukan terus sayang, jadi mama nikmatin aja” kata Yola menerangkan.

“ooh.. terus ma?” tanya Niko karena dia penasaran, walaupun dia sebenarnya ada rasa sakit hati pada Jaka berbuat bejat pada mamanya.

“iya, habis itu si Jaka minta gesek-gesikin penisnya ke vagina mama. Tapi mama tolak, takut dia hilang kontrol” kata Yola. Niko cukup lega mendengar jawaban mamanya.

“Tapi dianya maksa terus sih, jadinya mama kasih juga” sambungnya lagi.

“Tapi gak sampai masuk kan ma?”

“Gak kok, cuma gesek-gesekin aja kok. Tapi sesekali kepalanya masuk juga sih.. hihi” jawab Yola tertawa seakan itu hal yang lucu.

“Coba tadi kamu yang menang, pasti kamu yang dapat. Ya udah deh, mama balik dulu yah? Udah puas kan?”

“Yah mama..” rengek Niko karena masih merasa belum puas.

“Udah ya, udah lewat jam 12 ini, besok kamu sekolah kan?”

“Iya deh ma” jawab Niko lesu. Akhirnya Yola meninggalkan kamar Niko. 

Esoknya, Niko tidak melihat Jaka di sekolah. Apa dia sakit? Tapi kemarin dia masih sehat-sehat saja, bahkan melakukan hal mesum ke mama. Atau jangan-jangan Jaka bolos dan pergi ke rumahnya? Pikir Niko. Dia betul-betul tidak tenang di sekolah saat itu memikirkan kalau dugaannya itu benar. Saat pulang sekolah, Niko buru-buru pulang untuk mengetahui keadaan ibunya. Dia tidak menemukan Jaka di rumah, tapi dia tidak menanyakan pada mamanya apa Jaka tadi kesini atau tidak.

Sorenya mereka melakukan latihan itu lagi saat Jaka datang ke rumah. Tapi berapa kalipun mencoba, Niko tidak pernah menang dari Jaka. Sehingga Jaka teruslah yang mendapatkan hadiah mesum dari Yola.

Esoknya, lagi-lagi Jaka tidak kelihatan di sekolah, dia mulai yakin kalau Jaka memang bolos dan pergi ke rumahnya. Dia putuskan untuk cabut dari sekolah diam-diam saat jam istirahat untuk pulang ke rumah. Yang ditakutinya sepertinya benar terjadi. Terlihat sepatu yang dia ketahui milik Jaka berada di depan pintu rumahnya saat Niko pulang ke rumah. Hati Niko jadi tidak karuan, dia penasaran apa yang sedang mereka lakukan di dalam, tapi dia putuskan untuk mengintip dari kaca samping rumah. Alangkah terkejutnya dia melihat mamanya dan Jaka sedang berciuman dengan mesranya. Sial si jaka!! anjing!! umpatnya dalam hati. Niko berusaha tenang mengawasi dan menguping pembicaraan mereka.

“Tante emang yang paling cantik deh.. hehe”

“Huu.. gombal kamu, umur tante udah 33 gini”

“Benar deh, tetap cantik kok” goda Jaka lagi, membuat Yola jadi malu karenanya.

“Tante.. Jaka mau lihat tante telanjang lagi dong.. udah gak tahan nih”

“Hihihi, gak tahan ngapain sih kamu? Belum puas tadi tante isap? Udah muncrat kan tadi di mulut tante? hihi” goda Yola sambil tertawa. Tapi Yola akhirnya bangkit juga dari duduknya dan melepaskan daster yang dia kenakan.

“Celana dalamnya iya juga dong tante.. cepetan” suruh Jaka tidak sabaran.

“Iya-iya.. dasar kamu..” kini Yola juga melepaskan celana dalamnya sehingga dia telanjang bulat tanpa ditutupi selembar benangpun.

“Tante, ngentot yuk..” ajak Jaka kurang ajar. Niko yang mendengarnya dari luar sini betul-betul geram dibuatnya.

“Hush.. ngomong apaan sih kamunya, kan udah tante bilang kalau ini punyanya papa Niko. Gak boleh ya sayang..” tolak Yola.

“Yah.. pengen banget nih tante. Kan gak ada siapa-siapa tante, boleh ya? Bentar aja”

“Duh, gimana yah sayang, tante sejujurnya penasaran juga sih.. hihi” kata Yola binal. Dia sebenarnya juga penasaran bagaimana rasanya bersetubuh dengan remaja sebesar ini, terlebih penis Jaka juga cukup besar untuk seusianya.

“Lah, tuh kan.. nunggu apa lagi? Yuk tante..”

“Tapi tante gak enak nih sama Niko dan suami tante”

“Bentar aja kok tante.. “ rayu Jaka lagi mencoba meluluhkan Yola.

“Ya udah deh, bentar aja yah.. dasar kamunya mesum. Mama teman sendiri dimesumin” setuju Yola akhirnya. Yola mengajak Jaka ke arah sofa di ruang tamu yang lebih panjang. Dari tempat Niko berdiri sekarang dia tidak dapat melihat mereka lagi. Tapi tidak lama kemudian terdengar suara desahan-desahan dari mereka. Niko tidak tahan lagi, dia putuskan untuk masuk ke rumah mengganggu mereka.

“Tok-tok” Niko menggedor pintu rumahnya.

“Ma..” teriak Niko dari depan pintu.

“Iya sayang, sebentar..” teriak mamanya dari dalam. Tidak lama mamanya membuka pintu, dia telah mengankan dasternya kembali, tapi tidak menggunakan dalaman apa-apa lagi.

“Loh kok udah pulang sayang?” tanya Yola

“Lagi ngapain sih ma? Mandi? kok basah gini?” kata Niko balik nanya pura-pura tidak tahu melihat mamanya basah oleh keringat.

“Ngg, tuh karena teman kamu.. Bukannya sekolah malah main kesini. Jadinya mama keringatan-keringatan lagi deh” jawab Yola terus terang sambil malu-malu seperti gadis remaja.

Niko segera masuk ke rumah untuk melihat keadaan, dia melihat Jaka yang sedang bertelanjang bulat duduk di sana. Tubuh Jaka juga bermandikan keringat seperti Yola. Jaka bahkan cuek seakan tidak peduli anak Yola sudah pulang walau dia baru saja mencumbui Yola.

“Kalian habis ngapain?” tanya Niko

“Gue habis ngentotin nyokap lo.. hahaha.. nganggu aja lo” jawab Jaka kurang ajar.

“Jaka, apaan sih” kata Yola dengan wajah sebal.

“Tapi benar kan tante? Hehe”

“Sorry yah sayang, habisnya teman kamu tuh.. nakal amat ke mama” hati Niko benar-benar merasa tidak karuan, mendengar itu dari mulut mamanya.

“Tapi kok sampai gituan segala sih ma? Bukannya kitanya cuma latihan saja?” tanya Niko kesal ke mamanya

“Tante, lanjut di kamar yuk, masih tanggung nih” potong Jaka sebelum mamanya sempat menjawab.

“Hmm.. Niko, gak apa kan kalo mama lanjutin lagi?” tanya Yola meminta persetujuan Niko lagi, Yola sendiri masih merasa tanggung dan kesal juga diganggu Niko.

“tapi kan mah…” sebenarnya Niko ingin sekali menolak permintaan gila Yola. Tapi saat itu Niko melihat Jaka mengepalkan tinjunya ke arahnya hingga membuat nyalinya ciut.

“i-iya deh ma, gak papa” jawab Niko lesu. Yola tersenyum kecil mendengar persetujuan anaknya.

“Tante, suruh aja Niko ikut ke dalam. Biar dia lihat gimana mamanya aku entotin, hehe” kata Jaka kurang ajar.

“Jaka!! Kok ngomongnya gitu sih. Lagian malu tahu dilihatin Niko”

“Ya, gak apa lah tante, Niko pasti mau banget tuh lihat, iya kan Niko? hehe” cengengesnya ke Niko.

“Ya udah, kamu mau ikut masuk ke dalam sayang?” tanya Yola sambil tersenyum manis ke Niko. Niko hanya mengangguk menyetujuinya. Mereka bertiga pun masuk ke dalam kamar yang mana ternyata di sana ada Windy yang sedang tertidur.

“Sini tante..” ajak Jaka. Jaka pun langsung mengulum bibir Yola yang masih berdiri dan melepaskan daster yang dikenakannya sehingga kini Yola jadi bugil lagi. Jaka menciumi bibir Yola dengan buasnya sambil sesekali melirik ke Niko.

“Jilatin lagi tante” kata Jaka melepaskan ciumannya. Yola yang paham maksud Jaka langsung bersimpuh di depan remaja itu dan mulai menjilati penis tersebut. Jaka kini dengan kurang ajarnya membenamkan seluruh batang penisnya ke dalam mulut Yola, dia lalu menggoyangkan pinggulnya seperti menyetubuhi mulut Yola.

“Cpak.. cpak..cpak.” suara peraduan penis jaka dengan mulut Yola.

Saat melakukan itu, dia sengaja menunjukkan ekspresi kenikmatan ke arah Niko, yang tentu saja makin membuat hati Niko sakit, tapi entah kenapa dia juga ngaceng melihat tingkah mereka berdua.

“Ngghm.. ngghmmm” suara Yola mengerang karena mulutnya dijejali penis Jaka hingga mentok ke kerongkongannya. Jaka yang mengetahui hal tersebut malah menahan kepala Yola, membuat Yola menepuk-nepuk paha Jaka supaya dia mau berhenti. Jaka masih saja membenamkan penisnya hingga akhirnya Yola terlihat muntah, mengeluarkan sedikit cairan dari lambungnya karena kerongkongannya sakit dijejali penis Jaka hingga mentok.

“Hosshhh..hmmffhh, kamu kasar amat sih Jak?” kata Yola agak kesal sesak nafas sambil mengelap dagunya yang basah oleh liur dan muntahannya kemudian menengok ke arah Niko yang berdiri di sana. Niko yang menyaksikan ini makin pedih saja hatinya, melihat mamanya diperlakukan tidak senonoh dan brutal oleh temannya sendiri.

“Hehe.. lagi yah tante” ajak Jaka lagi. Tanpa memberi kesempatan Yola menjawab, Jaka kembali menjejalkan penisnya ke dalam mulut Yola lagi, mengaduk-aduk mulut Yola dengan penis Jaka sebrutal tadi hingga Yolapun lagi-lagi muntah dibuatnya. Puas melakukan hal tersebut, Jaka kemudian mendorong Yola ke ranjang dan mencumbuinya lagi.

“Tante.. masukin yah?” tanya Jaka yang sudah tidak sabar.

“Tapi kan.. “ kata Yola sambil melirik ke Niko. Dia begitu malu melakukannya di depan anaknya berbuat seperti ini walaupun dia sudah tidak tahan untuk dimasuki penis Jaka.

“Udah.. biar aja tante, gak papa kan Niko gue entotin nyokap lho?” tanya Jaka dengan senyum licik. Niko tidak menjawab pertanyaan Jaka, dia tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan sendiri. Dia sangat marah, cemburu dan sakit hati melihat adegan ini semua, tapi dia juga sangat terangsang juga karenanya. Mamanya, telah diambil... oleh temannya sendiri.

Melihat Niko tidak menjawab, Jaka hanya cengengesan sendiri. Jaka tau apa yang dipikirkan Niko, karena dia memang sengaja memperlihatkan ini pada Niko.

“Sayang? Kok diam? Boleh gak nih?” tanya Yola ikut-ikutan. Yola sendiri sebenarnya sudah tidak tahan untuk ditusuk Jaka. Entah apa yang ada dipikiran Yola, dia mengkhianati suaminya, bermain dengan teman anaknya sendiri dan di depan anaknya yang polos yang hanya bisa melihat saja.

“Bo-boleh mah..” jawab Niko akhirnya dengan suara pelan. Kalau dia jawab tidak boleh bisa saja dia akan dihajar habis-habisan oleh Jaka diluar sana.

“Boleh apa sayang?” tanya Yola lagi, sepertinya dia malah sengaja menggoda anaknya ini. Niko sendiri merasa tidak enak lidahnya untuk menyebutnya secara vulgar begitu.

“Boleh ng-ngetotin mama” kata Niko lagi. Sebuah senyuman terpancar dari bibir Yola, yang tidak diketahui apa maksudnya oleh Niko. Jaka yang mendengar tanya jawab ibu dan anak itu juga ikutan terseyum dan mulai mengarahkan kemaluannya ke liang vagina Yola. Dia mulai mengaduk kelamin Yola dengan penisnya di depan Niko, bahkan didepan si kecil Windy yang ternyata sudah terbangun dari tidurnya. Kalau Windy bisa berpikir tentu saja dia juga akan marah melihat mamanya ditindih bukan oleh papanya. Tapi Windy yang masih kecil hanya bisa melihat saja mamanya yang sedang telanjang lagi disetubuhi oleh pria ini, bahkan dia sempat tertawa sendiri melihat mamanya yang tampak keenakan begitu. Gila memang, Yola disetubuhi di depan anak-anaknya.

“Nngh.. Sayang..” panggil Yola ke Niko

“Ya mah?”

“Jangan oughh.. kasih tau papa ya? Ngghmmhh..”

“I-iya mah” jawab Niko.

“Windy cayang.. kamu juga jangan kasih tau papa ya? Hihi” kata Yola mengajak si kecil Windy bicara sambil tertawa. Tentu saja Windy tidak akan bisa memberitahu papanya apa yang sedang dilakukan ibunya ini. Tapi Yola malah melakukan hal iseng bertanya seperti itu ke bayinya dan menganggapnya lucu. Si Windy yang tidak mengerti malah tertawa saja ke arah mamanya yang sedang disetubuhi. Betul-betul suasana yang gila.

Niko yang menyaksikan hal ini tanpa sadar membuat penisnya berdiri dari balik celana. Dia ingin sekali rasanya menggantikan posisi Jaka disana, meskipun wanita itu adalah ibunya sendiri. Jaka yang mengetahui apa yang sedang Niko pikirkan malah berbisik ke Yola.

“Gak ah.. gila kamu..” jawab Yola setelah dibisiki Jaka.

“Gak apa lah tante.. kasihan tuh Niko nya.. hehe”

“Nggak.. ada-ada aja kamunya”

“Ada apa ma?” tanya Niko penasaran.

“hmm.. Jaka ajak kamu ikutan tuh, tapi gak mama bolehin lah” jawab Yola.

“Yah.. tante.. Niko udah penasaran banget tuh pastinya, hehe.. tapi ya udah deh kalau gak boleh. Jaka bisa puas sendiri.. hehe” kata Jaka sambil tersenyum remeh ke Niko dan kembali menggoyangkan pinggulnya. Mereka kini berganti posisi, Yola menungging dan Jaka menyetubuhinya dari belakang.

“Nggh.. oughh.. terus sayang.. yang kencang…” racau Yola. 

cerita dewasa bergambar full
cerita ngentot tante binal

 “ougghh.. rasain ini tante nakal, lonte binal” celoteh Jaka kurang ajar. Mereka saling melenguh dan meracau kenikmatan sambil berkata kotor. Bahkan kata-kata yang ditujukan Jaka pada Yola menjurus melecehkan. Yola yang mendengar hal tersebut malah makin bangkit birahinya, sedangkan Niko makin sakit saja hatinya mendengar mamanya dilecehkan begitu.

“Nggmmh.. terus sayang, entotin tante sesukamu.. ngmmhh.. entotin tante di depan anak-anak tante.. ougghh” racau Yola menggila.

“Iya.. oughh, anak-anak tante harus tahu kalau mamanya binal dan nakal” balas Jaka.

“Nggghh.. Iya sayang, tante memang nakal.. terus sayang.. entotin mamanya Windy dan Niko ini pake kontol kamu yang gedeee.. ougghh.. nggghhh” Mereka terus saja meracau gila-gilaan. Yola yang paling gila karena dia melakukan ini di depan anak-anaknya, bahkan meladeni omongan vulgar Jaka. Entah apa yang akan terjadi pada diri anak-anak Yola ini esok, terlebih bagi si kecil Windy. Untuk melihat mama dan papanya bersetubuh saja mungkin ini sudah tidak baik, tapi ini malah dia diperlihatkan adegan mamanya yang sedang selingkuh, melihat mamanya disetubuhi di hadapannya serta diperdengarkan kata-kata kotor yang vulgar oleh mamanya sendiri. Yola sendiri malah seperti tidak ambil pusing karenanya.

Niko yang memang dari tadi sudah tidak tahan hanya bisa mengelus penisnya dari balik celananya. Dari tadi bahkan dia belum sempat mengganti pakaian seragamnya karena terlebih dahulu disuguhi pemandangan seperti ini. Jaka yang melihat tingkah Niko lagi-lagi mulai memancing suasana hati Niko. Sambil masih menggenjot Yola dari belakang, dia menciumi bibir Yola dan meremas buah dada Yola hingga tampak air susunya menetes-menetes. Air susu yang seharusnya menjadi makanan bagi anaknya Windy kini terbuang percuma karena perlakuan Jaka.

“Ngghh… Duh.. Jaka, pelan-pelan dong.. sakit” erang Yola karena remasan tangan Jaka yang kasar di buah dadanya. Jaka seperti tidak mendengar perkataan Yola dan masih saja meneruskan aksinya, membuat ranjangnya mulai basah karena ceceran susu Yola. Niko yang dari tadi hanya menonton sudah melepaskan celana beserta celana dalamnya. Dia beronani menyaksikan adegan didepannya ini. Mamanya yang sedang disetubuhi oleh temannya sendiri. Meskipun hanya onani, tapi tetap saja dia kalah dengan Jaka yang masih bertahan menyetubuhi Yola. Dia klimaks dengan hanya melihat adegan tersebut. Jaka yang melihat Niko sudah keluar malah tertawa melecehkan. Yola juga hanya tersenyum melihat anaknya yang sudah muncrat.

“Lihat tuh anak tante, lemah amat..” ejek Jaka.

“Hihi.. sayang? kamu udah keluar yah?” tanya Yola yang juga terdengar seperti nada melecehkan bagi Niko. Membuat Niko malu bukan main karenanya.

“Tante.. nanti Jaka keluarin di dalam yah??

“Kamu mau keluarin di dalam? Itu tempat Niko lahir loh.. mau kamu siramin pake peju kamu yah? Nakal kamu..”

“Iya.. boleh yah tante.. pasti enak nih..”

“Iya deh.. Niko, gak apa kan kalau Jaka keluar di dalam? Di tempat kamu lahir dulu?” tanya Yola pada anaknya itu. Niko yang mendengar pertanyaan mamanya ini malah membuat darahnya berdesir, perkataan mamanya begitu provokatif dan mengaduk hatinya.

“Gimana Niko? Boleh nggak Jaka numpahin benihnya ke rahim mama kamu ini?” tanya Yola lagi.

“I-iya mah..” jawab Niko pelan, dia tidak tahu kenapa bisa jadi seperti ini. Yola tersenyum mendengar jawaban anaknya, begitu pula Jaka. Sungguh perasaan Niko campur aduk dibuatnya.

“Kamu harus belajar dari Jaka nih sayang.. dianya kuat” kata Yola dengan meninggikan intonasi kata kuat. Jaka hanya cengengesan ke Niko mendengar perkataan Yola. Setelah cukup lama Jaka menggenjot Yola, akhirnya Jaka tidak bisa lagi menahan laju spermanya untuk menumpahkan spermanya membuahi rahim Yola.

“Ougghh.. terima peju Jaka tante.. ughh..”

“nngghh… iya sayang.. keluarin yang banyak, penuhi rahim tante dengan peju kamu”

“Oughhh.. Yolaaaa” 

cerita bersetubuh dengan mama
cerita crot di memek

“Iya sayang.. tante juga sampaaaaaiiiii” erang mereka kenikmatan saat peju Jaka muncrat dengan banyaknya memenuhi rahim subur Yola. Entah apa jadinya kalau Yola sampai hamil oleh Jaka, teman anaknya sendiri. Mereka akhirnya terbaring kelelahan di ranjang, sejajar dengan Windy yang juga terbaring di kasur yang sama.

“Windy cayang.. om Jaka kuat amat loh.. kamu kalau sudah besar boleh tuh ikutan cobain..hihi” kata Yola iseng dengan nafas nggos-ngosan mengajak Windy bicara. Betul-betul gila omongan Yola, mengajak bicara anaknya seperti itu. Menawarkan anaknya untuk boleh disetubuhi pria ini kelak kalau sudah besar. Jaka yang mendengar omongan Yola sampai cengengesan dibuatnya.

“Tante, boleh gak Jaka main kesini tiap hari?

“Hmm.. boleh aja kok, tapi kamu sekolah dulu, baru kesini.. ntar gak lulus lagi kamunya gara-gara tante”

“Hehe.. gak apa kok tante, biarin gak lulus asal bisa terus bersama tante

“Huu.. gombal kamunya, ada-ada aja. Udah sana kamu pulang, bentar lagi Om pulang”

“Okey deh sayang..” Setelah beberapa saat beristirahat Jakapun pulang dari rumah Niko. Tapi sebenarnya mimpi buruk baru saja dimulai.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel